Jawaban dari Semua Pertanyaan

Saat ini, disini, setelah sekian lama, belum ada yang bisa mengubahnya. Selalu, selalu, dan selalu ku bertanya pada waktu. Sekuat itukah? Sebesar itukah? Entahlah. Waktu belum bisa menjawabnya. Apasih untungnya? Apasih istimewanya? Apasih yang diharapkan? Sampai-sampai aku begitu lemah. Waktu juga tak bisa menjawabnya. Harus seperti inikah? Harus beginikah jalannya? Harus sesulit itukah? Waktu tetap kebingungan menjawabnya. Sampai kapankah aku harus bertahan? Sampai kapankah aku bisa bertahan? Dan sampai kapankah aku akan bertahan? Waktu hanya bisa diam. Adakah yang salah denganku? Adakah yang tak ada di diriku? Adakah hal yang tak pantas di diriku? Waktu tetap diam, seakan tak punya kekuatan hanya untuk sekedar memberikan isyarat jawaban.

Aku butuh jawaban! Jawaban yang pasti. Dimana bisa ditemukan? Aku tanya pada bintang. Tidak bolehkah aku? Tidak pantaskah aku? Tidak bisakah aku? Bintang hanya tersenyum. Begitu berhargakah dia? Begitu istimewakah dia? Bintang pun tetap tersenyum. Apa inikah takdirku? Apa inikah jalanku? Apa inikah nasibku? Tetap tak ada jawaban yang ingin ku dengar. Tapi ku tak putus asa. Apa memang bukan dia? Apa memang bukan ini caranya? Apa memang bukan sekarang waktunya? Apa memang bukan disini tempatnya? Bintang tetap membisu. Senyumnya pun pudar. Mungkin dia sudah bosan mendengar pertanyaan-pertanyaan bodohku. Dan tetap dia tak memberikan jawabannya.

Terlalu banyak pertanyaan-pertanyaan bergejolak di pikiranku. Siapa yang bisa menjawabnya? Aku butuh jawaban. Tak adakah yang bisa? Tak pantaskah pertanyaan ku dijawab? Semakin banyaak pertanyaan yang datang.

Aku tertunduk. Lemah tak berdaya. Sendirian dan kesepian. Terngah-engah ku bernafas. Untuk meneteskan air mata pun sudah tak ada kekuatan. Semuanya berantakan. Disaat seperti ini, cuma ada satu pertanyaan yang bisa keluar. Inikah akhirnya? Inikah akhirnya? Inikah akhir dari semuanyaa? Ku tutup mata. Semua hening. Sampai-sampai aku bisa mendengar degupan jantungku sendiri yang perlahan-perlahan berdegup. Aku bisa mendengar aliran darah ku yang sudah melemah jalannya. 

Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara. Sangat halus dan lembut. Kucoba untuk mendengarnya. Kufokuskan semuanya. Bukan. Bukan. Ini bukan akhir. Semuanya tak akan berakhir disini. Ku dengar suara sayup-sayup itu. Dia menjawab pertanyaanku. Akhirnya ada yang bisa menjawab pertanyaan ku! Kudengar lagi perlahan-perlahan. Dia kembali berkata. Tak ada yang salah. Hanya saja belum pas. Aku mencoba mendengarkannya lagi. Jangan salahkan siapapun jika mereka tak bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang kamu ajukan. Suatu pertanyaan tak akan pernah terjawab, jika kau belum menemukan jawabannya. Itulah yang disebut dengan Rahasia Illahi. Aku terdiam. Apa maksud nya? Aku tidak mengerti. Tidak akan ada yang bisa mendahuluiNya menjawab semua pertanyaanmu. Hanya Dia yang pantas menjawab semua. Hanya Allah. Jika kau ingin menemukan semua jawabannya, tanyakan padaNya. Adukan semua padaNya. Kembalilah padaNya. Jangan pernah melupakanNya. Aku bertanya, tapi jika hanya Dia yang bisa, mengapa kau bisa menjawab pertanyaanku? Aku diciptakanNya untuk selalu ada untukmu. Aku selalu menemanimu. Aku diciptakan untuk menemanimu. Aku ini yang disebut sebagai hati nurani. Lalu, bagaimana aku bisa bertanya padaNya? Mengadukan semuanya padaNya? Gunakan aku. Percaya padaku. Aku akan membawamu kepadaNya. Ingat selalu namaNya. Simpan namaNya selalu di diriku. Karena hanya dengan hati nuranimu yang selalu ada namaNya kau bisa melewati semuanya.